Selain rasa yang enak tentunya suatu makanan memiliki daya tarik dari warna yang ditampilkan, apalagi jika sasaran konsumen adalah anak-anak. Warna yang menarik dan mencolok sangat memberi daya tarik bagi anak-anak, sehingga tak jarang jajanan anak sekolah memiliki warna yang mencolok. Namun perlu kita waspadai pewarna yang digunakan untuk mewarnai makanan tersebut. Kini banyak pedagang berbuat curang untuk memperoleh untung yang banyak dengan modal yang sedikit karena harga pewarna tekstil lebih murah dibandingkan pewarna makanan hal ini karena bea masuk zat pewarna untuk bahan makanan jauh lebih tinggi daripada untuk zat pewarna nonpangan, sehingga tak jarang banyak pedagang masih mengunakan pewarna tekstil pada jajanan yang mereka buat. Namun tak dipungkiri juga hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan pedang tersebut terhadap bahaya penggunaan warna tekstil pada makanan.
Pewarna tekstil yang digunakan pada makanan sangat berbahaya karena adanya residu logam berat yang terdapat pada pewarna teksil ini sangat berbahaya bagi tubuh. Aturan pennggunaan zat pewarna diindonesia di atur dalam SK Menteri Kesehatan RI tanggal 22 oktober 1973 no. 11332/A/SK/73, adapun zat pewarna bagi makanan dan minuman yang diijinkan di indonesia yaitu:
Meskipun pewarna sintetik ini dapat digunakan pada makanan dan minuman, namun tentunya memiliki batas kadar penggunaan yang harus diperhatikan, karena meskipun pewarna ini diijikan namun jika kita mengkonsumsi makanan dengan kadar pewarna sintetik yang tinggi dapat membahayakan kesehatan jangka panjang.
Pewarna tekstil yang sering disalahgunakan pedagang untuk membuat makanan adalah rhodamin B dan methanil yellow. Menurut peraturan kepala BBPOM RI no.37 tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pewarnan kedua pewarna tekstil diatas sangat dilarang penggunaannya bahkan dalam kadar yang sekecil mungkin. Rhodamin B memiliki warna merah keunguan pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah sedangkan methanil yellow berwarna kuning cerah. Rhodamin B sering disalahgunakan untuk membuat sirup ataupun minuman instan yang biasa dijajakan penjual jajanan sekolah yeng memiliki warna terang mencolok sedangkan methanil yellow sering disalahgunakan untuk pembuatan tahu, kerupuk ataupun mie. Kedua pewarna tekstil ini sebenarnya diperuntukan untuk mewarnai kain, kertas ataupun tinta. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari pewarna tekstil ini yaitu jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, begitu juga pada kulit dan mata yang terkena pewarna ini dapat menyebabkan iritasi sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, kandung kemih bahkan kanker. Hal ini disebabkan karena Rhodamin B merupakan senyawa radikal atau senyawa yang tidak stabil sehingga dengan mudah dapat bereaksi dengan tubuh untuk menstabilkan dirinya yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu dalam Rhodamin B terkandung senyawa klorin dimana klorin ini merupakan senyawa halogen yang mudah bereaksi dan memiliki reaktivitas yang tinggi.
Oleh karenanya untuk pencegahan dan menghindari makanan dengan pewarna bahaya kita bisa melakukan hal berikut ini:
1. Menghindari membeli ataupun memakan makanan dan minuman dengan warna yang cerah dan mencolok. Hal ini karena pada dasarnya pewarna tekstil memiliki kenampakan warna yang sangat terang dan mengkilap.
2. Yang lazim kita temui pada jajanan yaitu adanya titik titik warna yang ditimbulkan sebagai akibat pewarna yang tidak tercampur merata, titik-titik warna ini biasanya sangat terang dan rasanya yang pahit.
3. Makanan dengan pewarna tekstil terasa gatal di tenggorokan setelah mengkonsumsinya, hal ini disebabkan karena zat kimia ini mengiritasi saluran pencernaan kita.
4. Sebelum membeli pangan, perhatikan komposisi pewarna yang digunakan, jangan mudah tergiur dengan harga ynag murah dan warna yang mencolok. Terlebih lagi produk tanpa mencantumkan komposisi pewarna yang digunakan dan tidak adanya izin BBPOM maupun dari Departemen Kesehatan sebaiknya jangan dibeli ataupun dikonsumsi.
5. Pangan dengan penambahan warna tektil biasanya lebih tahan lama dan memiliki warna yang tetap terang.
Penggunaan pewarna sintetik sebenarnaya dapat kita minimalisir dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari alam untuk menghindari bahaya pewarna makanan sintetik bagi kesehatan kita. Beberapa tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami seperti pada tabel dibawah ini (Sutara, 2009):
Selain itu menurut Pupitarum, 2013 Pigmen zat pewarna alami dapat diperoleh dari bahan alami antara lain:
1. Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah, dapat diperoleh dari wortel, pepaya, daun jati, kunyit, dll.
2. Biksin, menghasilkan warna kuning, diperoleh dari biji pohon Bixa orellana.
3. Karamel, menghasilkan warna coklat gelap yang merupakan hasil dari hidrolisis karbohidrat, gula pasir, laktosa, dll.
4. Khlorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun suji, pandan, dll.
5. Antosianin, menghasilkan warna merah, oranye, ungu, biru, kuning, diperoleh pada daun, bunga dan buah-buahan seperti buah anggur, strawberry, duwet, bunga mawar, kana, rosella, pacar air, kulit manggis, kulit rambutan, daun jati muda, ubi jalar ungu, daun bayam merah, dll.
6. Tanin, menghasilkan warna coklat, terdapat dalam getah.